Perut buncit ternyata bukan sembarang buncit, lho! Sebagian orang yang memiliki perut buncit, perlu waspada terhadap beberapa penyakit. Lemak yang tersimpan di perut sebelah dalam bukan merupakan cadangan makanan seperti halnya lemak yang menggelambir di bawah kulit paha atau lengan. Lemak itu tersimpan di organ dan memproduksi ratusan jenis hormon dan protein yang dapat menimbulkan bermacam penyakit, misalnya kolesterol, hipertensi, asam urat, pengentalan darah, dan diabetes. Kumpulan penyakit ini disebut sindrom metabolik.
Penyebabnya bisa karena gaya hidup yang kurang sehat seperti merokok dan minum alkohol, kurang aktivitas fisik atau kurang bergerak, pola makan yang buruk dan cenderung tinggi kalori, serta kelebihan berat badan atau obesitas. Dan, ada faktor genetik pada beberapa kasus. Sebagian besar penderita adalah usia lanjut karena risiko meningkat pada usia tersebut.Namun, saat ini sudah tidak jarang menimpa usia muda. Mungkinkah Anda salah satunya?
Risiko yang paling ditakuti dari sindrom metabolik ini adalah kemungkinan terserang penyakit jantung, diabetes, dan stroke.Bahkan, tampaknya berhubungan dengan risiko terjadinya kanker hati.
Lingkar perut lebih dari 80 cm pada wanita dan lebih dari 90 cm pada pria perlu diwaspadai, Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan fungsi ginjal seperti asam urat/kreatinin/ureum, pemeriksaan fungsi hati seperti SGOT/SGPT, serta pemeriksaan profil lemak yaitu trigliserid/kolesterol total/HDL/LDL, juga pemeriksaan kadar gula darah. Bila 2 di antaranya hasilnya jelek, maka Anda dapat dikategorikan memiliki sindrom metabolik.
Untuk mengatasinya, biasanya dengan obat sesuai jenis penyakit. Misalnya, hipertensi dengan obat penurun tekanan darah, diabetes dengan obat pengontrol gula darah, dan kolesterol dengan obat penurun kolesterol. Jadi, semakin banyak penyakit yang timbul, akan semakin banyak obat atau terapi yang perlu dilakukan.
Cara yang lebih aman dan mungkin dilakukan sebagai tindakan pencegahan adalah dengan mengurangi berat badan, melakukan olahraga, dan mengubah kebiasaan makan yang buruk. Perbanyak asupan buah dan sayuran, pilihlah lemak tak jenuh untuk masakan Anda, kurangi makanan yang tinggi gula dan tepung, serta hindari pengolahan dengan cara menggoreng. Sediakanlah pula waktu khusus untuk berolahraga dan cobalah lebih banyak bergerak atau berjalan kaki.
Hasil penelitian menunjukkan, menurunkan berat badan saja akan mengurangi risiko diabetes dan penyakit kardiovaskuler, bahkan terhindar dari sindrom metabolik.
Jadi, tindakan pencegahan lebih baik dilakukan untuk mengurangi risiko di kemudian hari, diantaranya boleh melakukan pencegahan dini dengan pemeriksaan laboratorium.Jika ada hasil yang kurang baik, segeralah berkonsultasi dengan dokter ahli.