Dear Dr. Grace: “Pola makan untuk remaja” (Bintang Indonesia, edisi 1029, 5 Feb 2011)

Q:
Dear Dr. Grace,
Anak perempuan saya baru duduk di bangku SMP, usianya 14 tahun. Saya
perhatikan dia sedang melakukan diet ketat. Padahal tubuhnya juga tidak
gemuk-gemuk amat. Menolak makan malam, hanya mengkonsumsi buah-buahan dan
sayuran. Apakah aman anak seumur dia melakukan diet seketat itu? Sebagai
ibunya, terus terang saya agak sedih. Takutnya dia malah sakit.

SS, Depok.

A:
Dear SS,
Memang hidup seorang anak remaja di jaman ini, jauh lebih berat dibandingkan dengan dulu. Sekarang anak-anak kita banyak dicekokin dengan iklan yang memamerkan tubuh langsing untuk produk apa saja. Dan di setiap iklan tersebut sang model tersenyum, seakan-akan bahwa bila dia langsing, pasti akan bahagia. Biasanya di iklan2 remaja, di sebelah model langsing tersebut akan ada cowok ganteng. Sehingga asumsi anak adalah bila langsing maka akan happy dan dapat cowok cakep.

Di satu sisi, orangtua juga memiliki harapan untuk membuat anak bahagia. Cita-cita dan idaman orang tua di masa lalu yang belum tercapai, sedapat mungkin diteruskan kepada anak.
Semua makanan yang dulu tidak dapat dinikmati oleh orangtua sekarang disediakan berlimpah untuk anak. Anak juga cenderung dimanjakan sehingga pekerjaan rumah dilakukan oleh asisten rumah tangga. Tidak heran, anak menjadi lebih besar dan lebih gemuk daripada orangtuanya dulu di usia yang sama.

Di sisi yang lain, tekanan pergaulan sosial memicu anak tersebut untuk menjadi sekurus model atau artis idola. Bila anak mulai berdiet dengan cara yang salah, maka dia akan jatuh di lingkaran setan penurunan berat badan. Mungkin berat badannya akan turun sementara, tetapi akan mengembang lebih tinggi dari berat sebelumnya.

Cara yang paling baik adalah dengan memprogram pola hidup seisi rumah. Masaklah makanan yang sehat dan bergizi seimbang, dengan tidak banyak digoreng dan sesedikit mungkin menggunakan produk olahan tepung. Fokus utama adalah mengajarkan pola hidup sehat. Dengan demikian, Anda akan menyelesaikan 2 masalah. Pertama, anak Anda merasa bahwa Anda memahami kegelisahannya dan sekaligus membantu juga me-rem kenaikan berat badan. Anjuran yang terbaik adalah bertambah tinggi, tetapi tidak bertambah berat badannya.

Yang ke-2, pola ini bermanfaat untuk Anda. Anak biasanya meniru apa yang Anda lakukan. Tidak ada salahnya Anda melakukan pola hidup sehat. Bila Anda bertambah berat badannya, maka anak Anda akan semakin panik.

Bila Anda hanya menyediakan makanan yang digoreng dan tidak sehat, maka anak Anda cenderung hanya mengambil porsi kecil. Ujung-ujungnya dia akan cenderung kurang gizi, gampang lapar dan beralih ke cemilan. Apalagi bila cemilan itu dengan sengaja Anda sodorkan di hadapan anak Anda. Akhirnya si anak tersebut akan merasa bersalah dan tambah depresi, serta memicu jalan pintas seperti memuntahkan makanan (bulimia), atau berkembang menjadi ‘binge eating disorder’.

Memberi contoh hidup sehat adalah cara yang paling baik untuk mengambil hati anak Anda, dan menenangkan diri Anda, karena Anda tahu apa saja yang dia makan.

Tidak ada salahnya kan untuk dicoba?


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest update on GraceJudio.com